Tapi, memutuskan untuk menyekolahkan anak ke TK seharusnya bukan hanya karena tuntutan zaman aja, melainkan perlu didasari niat untuk lebih meningkatkan milestone anak dan didasari kesiapan serta kemauan anak itu sendiri.
Karena nggak sedikit anak yang tiba-tiba mogok sekolah padahal belum genap sebulan bersekolah. Mayoritas penyebabnya karena belum matangnya kesiapan anak, alias bukan anak yang pengen sekolah tapi ibunya. Itu menurut data ya, bukan menurut saya, wkwkwk.
Kalau anak udah minta sekolah, tugas kita nih selaku orangtua memilih dan mencarikan sekolah yang dirasa untuk anak (juga orangtua). Walaupun pada akhirnya tetep anak yang menentukan, at least kita udah berusaha mencarikan sekolah yang (menurut kita) tepat. Karena ya... anak seusia itu nggak akan tau kriteria sekolah terbaik itu yang gimana. Mereka cuma bisa menentukan asyik nggaknya sekolah itu berdasarkan jumlah mainan di taman sekolahnya aja. Anak saya sih gitu, gak tau anak lain. :D
4 hal ini menjadi pertimbangan saya memilih sekolah TK untuk si sulung:
1. Jarak rumah ke sekolah
Ini jadi pertimbangan pertama, mengingat saya yang punya kegiatan berjualan online dan punya anak batita yang lagi enerjik-enerjiknya, jadi nggak bisa bayangin kalau harus maksain sekolah jauh. Nganterin dan nemenin bawa-bawa anak batita, haduuuh.
Meski ada sekolah yang menurut saya bakal cocok banget sama metode pembelajaran si sulung di rumah, tapi kalau kejauhan, ya bhay~
2. Biaya dan lingkungan sekolah
Ini penting banget!
Di kampung saya dulu, ada satu sekolah yang terbilang biasa aja, tapi karena ibu-ibu disana sering berlomba-lomba soal flexing jadi hal apapun dibikin se-riya mungkin. Menabung pun jadi ajang lomba, anak siapa yang jumlah tabungannya paling besar akan secara otomatis ibu tersebut yang paling dipuja.
Beruntung buat mereka yang terbilang kaya, meskipun jumlah tabungannya bukan yang terbesar, tapi seenggaknya mereka tetap akan dilabeli berada karena bisa turun-naik mobil ketika nganter anak.
Untuk sekolah yang terbilang biasa aja dan terletak di kampung, menjadikan orang dengan taraf perekonomian rendah pun bisa menyekolahkan anaknya disana, tapi dengan lingkungan seperti itu... nggak semuanya bisa tahan. Hence, banyak yang memutuskan untuk memindahkan bahkan memberhentikan sekolah anaknya. Dari sana saya belajar bahwa memilih sekolah untuk anak (apalagi TK yang terbilang banyak biaya) harus menyesuaikan dengan budget yang kita punya, meskipun pihak sekolah memberlakukan sistem subsidi-silang, tapi ketika keuangan kita nggak sepadan dengan orangtua anak lain, (buat saya) kasian di anaknya nanti. :')
3. Kurikulum yang sesuai dengan kemauan
Setiap sekolah pasti menerapkan kurikulum yang berbeda, itu sebabnya kita harus cermat dan teliti sebelum mendaftarkan anak bersekolah.
Jangan sampai, kita salah memilih sekolah karena terlalu melihat sisi elit dan mengesampingkan kesesuaian kurikulumnya.
4. Kualitas pengajar
Sebelum sekolah, biasanya beberapa sekolah mengadakan free trial dulu. Dimana anak bisa mencoba secara gratis bersekolah selama beberapa hari, ketika dirasa cocok maka orangtua bisa mengurus pendaftarannya, tapi kalau sebaliknya, ya tinggalin aja, hehe.
Program free trial ini bisa dijadikan kesempatan untuk kita melihat bagaimana dan apa metode yang dipakai selama pelajaran berlangsung. Tapi, kalau sekolah menerapkan aturan untuk tidak mendampingi atau mengintip anak selama belajar, bertanya pada anak tentang impresi mereka terhadap pengajar mungkin bisa menjadi alternatif.