google-site-verification: google4086a67cad748863.html Retas Stigma dan Rangkul Penyandang Disabilitas Kusta | Nurelice | Parenting Blogger

Retas Stigma dan Rangkul Penyandang Disabilitas Kusta



Senin, 20 Desember 2021, komunitas Blogger 1minggu1cerita mengadakan Talkshow bersama KBR (Kantor Berita Radio) dengan tema "Yuk, Cegah Disabilitas Karena Kusta" melalui Live Streaming Youtube. Mengingat tanggal 3 Desember merupakan hari disabilitas internasional, adanya acara ini sangat tepat guna mengkampanyekan serta mengedukasi masyarakat agar menghilangkan stigma negatif tentang kusta yang ternyata bisa menyebabkan disabilitas pada penderitanya. 

Acara ini dibuka oleh Rizal Wijaya selaku Host dari KBR. Ia menyampaikan secara singkat mengenai apa itu penyakit kusta berikut dampaknya. Dr. dr. Sri Linuwih SpKK(K) yang merupakan ketua Kelompok Studi Marbus Hansen (Kusta) Indonesia PERDOSKI dan Bapak Dulamin yang merupakan ketua Kelompok Perawatan Diri Cirebon, menjadi narasumber pada acara Talkshow kali ini. 

Yuk, Kenalan Sama Kusta!

Kusta atau lepra adalah sebuah penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit kulit ini dapat menyebabkan masalah serius seperti munculnya luka borok atau kecacatan. Kusta adalah penyakit yang tak hanya menyerang kulit, tapi juga sistem saraf perifer atau selaput lendir pada saluran pernapasan atas, dan mata. Maka dari itu, gejala yang dirasakan tidak hanya berdampak pada kulit tetapi juga pada bagian tubuh lainnya.



Dr. dr. Sri Linuwih SpKK(K) menerangkan bahwa masyarakat seringkali salah mempersepsikan bahwa kusta identik dengan cacat atau disabilitas (ketidakmampuan untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari sendiri). Disabilitas yang terjadi pada penyandang kusta itu disebabkan oleh kuman kusta itu sendiri yang menyerang saraf. Seperti yang kita tau bahwa saraf itu menyebabkan; mati rasa, kelumpuhan atau kekeringan pada kulit. Kalau keluhannya mati rasa, penderita kusta tidak akan merasakan sakit walaupun terdapat luka sehingga membuat jaringan yang lain rusak termasuk tulang, itulah yang menyebabkan terjadinya gangguan. 

Beliau menambahkan, karena mati rasa inilah penyakit ini tidak disadari oleh penderita sehingga pasien tidak ada upaya untuk mencari pengobatan. Kalau dibiarkan terus berlanjut tanpa adanya pengobatan, pasien akan berujung cacat/disabilitas, tetapi jika kusta tidak mengenai area-area tertentu kemungkinan besar pasien tidak akan mengalami disabilitas.

Gejala Awal Kusta

Bercak putih/merah dan mati rasa merupakan gejala awal dari penyakit kusta yang harus diwaspadai. Kita harus mencari tau apakah bercak dan gejala tersebut adalah kusta atau bukan, karena yang menyerupai bercak seperti itu banyak sekali. Bercak yang timbul bisa hanya di satu bagian, bisa juga timbul di seluruh tubuh. Ada pula yang mati rasanya tidak dominan tapi kelainan bercaknya sudah menyeluruh ke seluruh tubuh. Biasanya itu terjadi pada tipe yang lebih berat, kumannya banyak dan daya tubuh pasiennya yang tidak terlalu baik. 

Dari mulai kuman masuk ke tubuh hingga muncul kelainan, membutuhkan waktu 3-5 tahun untuk bisa dipastikan pasien menderita kusta, bahkan bisa lebih dari itu. Idealnya, begitu ada bercak putih atau merah, mengalami mati rasa, tidak gatal, tidak sakit, tidak sembuh meski sudah diobati dengan salep apapun, periksakan diri sesegera mungkin hingga terbukti bahwa itu bukan kusta. 

Mengapa Kusta Bisa Menyebabkan Disabilitas?

Kalau ada bercak di punggung, kemudian mati rasa, maka itu tidak akan kita sebut sebagai disabilitas karena yang terkena bukan pada bagian anggota gerak dan mata. Jika bercak yang muncul itu di tangan atau kaki lalu saraf yang mempersarafi anggota gerak tersebut terganggu, tentu akan menghambat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 

Ada dua tipe kusta; 
1. Jumlah kumannya sedikit/kusta kering (pausi basiler)
2. Jumlah kumannya banyak/kusta basah (multi basiler)
Ke dua tipe di atas sama-sama berpotensi menyebabkan disabilitas, hanya saja pada tipe kusta dengan jumlah kumannya banyak, kelainan sarafnya juga cukup banyak. 

Bapak Dulamin salah satu orang yang mengalami disabilitas karena terlambat diobati. Ketika ia memeriksakan diri namun tidak didiagnosa sebagai kusta, akhirnya Bapak Dulamin mengabaikannya hingga sangat terlambat mendapat pengobatan. 

Penularan dan Pengobatan Kusta

Penularan kusta terjadi antar manusia. Seseorang yang sehat bisa tertular kusta akibat penyandang kusta dengan jumlah kuman banyak dan tidak diobati. Tapi, tidak bisa dipastikan akan selalu terlular karena kusta merupakan penyakit menular yang paling tidak menular karena daya tularnya yang sangat rendah. Maksudnya, penularan bisa jadi karena kontak yang sangat erat dengan penderita. 

Lamanya pengobatan tergantung pada tipe kusta yang diderita. Tipe kusta kering lama pengobatannya bisa mencapai 6 bulan, sedangkan untuk tipe kusta basah bisa sampai 12 bulan. Tetapi lamanya pengobatan tetap bergantung pada kondisi masing-masing pasien sendiri, kadang-kadang dibutuhkan waktu yang lebih panjang. 

Dalam menjalani pengobatan kusta, sebaiknya jangan sampai terlewat konsumsi obat, karena untuk menjaga kestabilan kadar obat dalam tubuh penderita jadi ketika terjeda, pasien harus mengulang dari awal. 

"Karena katanya obat kusta itu jangan sampe terlewat diminum, karena kalo telat minum, saya harus ngulang dari awal. Karena saya pengen sehat ya saya terus berobat setiap hari tanpa terputus." - Bapak Dulamin 

Bapak Dulamin membagikan pengalamannya dalam merawat luka (bercak di kulit) dengan merendamnya dalam air hangat lalu menggosoknya dengan batu apung. 

Kusta dan Stigma Masyarakat

Minimnya edukasi dan kampanye tentang kusta menjadikan masyarakat memandang kusta sebagai penyakit hina yang penderitanya perlu dijauhi. Bahkan, karena ilmu yang saya dapat sangat jongkok, sebelumnya saya pun menjadi bagian dari orang dengan paham serupa. Beruntung sekali mengikuti Talkshow ini karena sangat membuka wawasan juga pikiran saya terhadap penyandang kusta. 

Nggak bisa bayangin gimana terpukulnya penyandang kusta yang seharusnya mendapat dukungan mental, malah kita jauhi bahkan kita kucilkan akibat ketidaktahuan dan ketidakberdayaan kita dalam memperluas ilmu. 

Yuk, ubah stigma kita terhadap penyandang kusta dan upgrade ilmu kita melalui Talkshow bermutu ini di Chanel Youtube KBR Prime. 

25 Comments

  1. Artikelnya penuh informasi, alhamdulillah

    ReplyDelete
  2. Terimakasih artikelnya mom, sangat mengeduksi.

    ReplyDelete
  3. Informatif sekali, kadang kita liat background nya aja tanpa melihat perasaan yg mengalami

    ReplyDelete
  4. Artikelnya sangat bermanfaat mom... 👍👍👍

    ReplyDelete
  5. Kereennn.. terimakasih telah membuka pikiran ku juga mom.

    ReplyDelete
  6. Terima kasih atas informasinya mom, menambah wawasan saya tentang penyakit kusta.

    ReplyDelete
  7. Semangat pejuang kusta. Insyaallah Allah selalu membersamai. Terimakasih mom say infonya

    ReplyDelete
  8. Menarik, jadi lebih tahu mengenai kusta.

    ReplyDelete
  9. Terimakasih mom informasinya. Jadi tau byk ttg kusta

    ReplyDelete
  10. Wahh menariik bangeett... dan akupun baruu tauu ternyata penyakit kusta dan cara penanganannya... terima kasih atas informasinya

    ReplyDelete
  11. infonya ngubah pandangan aku tentang kusta, mksh mom

    ReplyDelete
  12. Terimakasih mom infonya. Jadi lebih tau ttang kusta 😊

    ReplyDelete
  13. Jadi inget zaman sd Dulu pernah bahas soal kusta, tapi gatau di epelajaran apa ya

    ReplyDelete
  14. Bagus bgt infonya neh.. noted mom , tengkyuu

    ReplyDelete
  15. Terimakasih infonya. Artiknya sangat bermanfaat

    ReplyDelete
  16. Terimakasih mom info dan sharingnya 🙏💕

    ReplyDelete